Kamis, 07 Januari 2010

Load master

1. TUJUAN
Memberikan panduan tentang aktivitas yang harus dilakukan oleh Loading Master dalam menjalankan fungsinya sehingga terjalin koordinasi yang baik dan benar dengan pihak- pihak yang terkait.

2. LINGKUP
Berlaku untuk seluruh personil yang bertugas menjalankan fungsi sebagai Loading Master.

3. REFERENSI :
3.1 Airport Handling Manual ( IATA) 1998
3.2 Station Handling Manual

4. TANGGUNG JAWAB :
4.1 Manager Operasi, Kadin Apron terkait (sesuai dengan Struktur Organisasi Cabang) bertanggung jawab atas pelaksanaan loading/unloading yang berada diwilayah bandara yang menjadi tanggung jawabnya agar berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku.
4.2 Setiap personil yang menjalankan fungsi sebagai Loading Master wajib dan bertanggung jawab untuk menjalankan setiap aktivitas seperti yang tertulis di panduan ini agar terjamin keselamatan penerbangan yang dilayaninya.

5. PROSEDUR :
Persiapan
5.1 Mengikuti briefing dan de-briefing yang diadakan setiap pertukaran shift kerja dan sebelum melaksanakan tugas kegiatan kerja.
5.2 Memeriksa segala message yang masuk yang berkaitan dengan proses loading/unloading yang sudah maupun akan dilakukan.

Pelaksanaan Loading (pemuatan) :
5.3 Memeriksa kelengkapan data yang ada di Load Plan / Loading Instruction terhadap data :
 Nomor Penerbangan (Flight Number)
 Registrasi pesawat
 Tanggal
 Rotation/Destination
5.4 Melakukan koordinasi dengan unit terkait untuk memastikan dan mengantisipasi kendala-kendala operasional berkaitan dengan GSE.
5.5 Memastikan ketersediaan GSE dalam rangka loading yang akan dilaksanakan, sebagai berikut :
Pesawat Narrow Body
a. BTT (Baggage Towing Tractor)
b. BCT (Baggage Cart)
c. BCL (Baggage Conveyor Loader)
Pesawat Wide Body
a. MDL (Main Deck Loader) (utk mega top/cargo)
b. HLL (High Lift Loader)
c. BCL (Belt Conveyor Loader)
d. CTL ( Cargo Transporter Loader) (utk transfer load)
e. STT (Baggage Towing Tractor)
f. BCT (Baggage Cart)
g. CDL (Container Dollies)
5.6 Mencatat waktu mulai aktivitas Loading (pemuatan).
5.7 Memastikan bahwa posisi gerobak bagasi dengan beban penuh (cargo/mail/baggage) berada dibelakang "restraint line" parking pesawat selama menunggu kode dari Marshaller (pesawat telah berhenti sempurna dan engine mail)
5.8 Menghitung dan mencatat jumiah AWB/SAWB (SMU) dari cargo/mail sesuai dengan flight number, destination dan kategori resikonya (Risk Category).
5.9 Melakukan proses loading sesuai dengan loading instruction dan memastikan bahwa aircraft compartment terisi sesuai dengan loading Instruction.
5.10 Memastikan bahwa semua alat pengaman pada aircraft compartment (seperti net, stud fitting dan lock) sudah terpasang pada tempatnya.
5.11 Melihat secara fisik kondisi cargo/mail terhadap kemungkinan kerusakan kemasan/ pelindung.
5.12 Menyakinkan bahwa Dangerous Goods / Perishable item / Live Animal / barang-barang lainnya yang membutuhkan penanganan khusus telah ditangani dan ditempatkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
5.13 Melakukan koordinasi atau klarifikasi dengan Load Control apabila diketemukan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada barang.
5.14 Melakukan koordinasi atau klarifikasi dengan Load Control apabila terjadi Volume Minus (space yang tidak mencukupi) sehingga terjadi kemungkinan perubahan Load Sheet.
5.15 Melakukan koordinasi atau klarifikasi dengan Load Control apabila dirasa menemui Load Planning yang tidak ideal sehingga mempengaruhi Weight & Balance (out of Trim).
5.16 Melaporkan ke Load Control muatan aktual (actual load) yang dapat dimuat ke pesawat terbang agar dapat dibuat final Load Sheet, sebagai berikut :
 Total weight dan pieces dari cargo keseluruhan
 Total weight dan pieces dari bagasi keseluruhan
 Total weight dan pieces dari mail keseluruhan
5.17 Melaporkan jika ada penyimpangan atau kerusakan pada sistem pesawat yang terjadi selama proses loading/unloading.
5.18 Memastikan bahwa posisi gerobak bagasi pada pesawat baik yang penuh maupun kosong untuk loading-unloading sbb :
 Didepan wing tip pesawat harus paralel dengan bagian depan hidung pesawat
 Dibelakang wing tip pesawat harus paralel dengan bagian belakang ekor pesawat
 Pergerakan dan peralatan GSE dengan muatan penuh atau kosong dilarang keras/tidak diijinkan melalui bagian bawah dari wing tip pesawat
5.19 Menutup dan meyakinkan bahwa seluruh pintu cargo sudah terkunci dengan baik.
5.20 Loading Instruction disimpan dalam sistem file tertentu dan digabung/dijadikan satu dengan Load Sheet untuk setiap penerbangan.

Pelaksanaan Un-loading (pembongkaran muatan) :
5.21 Memeriksa dan memastikan Daily Log Aircraft Schedule
5.22 Mengumpulkan, menyortir dan memeriksa data atau message yang masuk berkenaan dengan persiapan Unloading yang akan dilakukan, seperti :
a. LDM
b. CPM
c. CLI
d. Surat masuk (incoming message)
e. Delivery Order Form
f. Informasi lainnya
5.23 Berkoordinasi dengan unit terkait untuk memastikan dan mengantisipasi kendala-kendala operasional berkaitan dengan GSE.
5.24 Meryakinkan ketersediaan GSE dalam rangka Unloading yang akan dilaksanakan, sebagai berikut :
Pesawat Narrow Body
a. BTT (Baggage Towing Tractor)
b. BCT (Baggage Cart)
c. BCL (Baggage Conveyor Loader)
Pesawat Wide Body
a. MDL (Main Deck Loader) (utk mega top/cargo)
b. HLL (High Lift Loader)
c. BCL (Belt Conveyor Loader)
d. CTL ( Cargo Transporter Loader) (utk transfer load)
e. BTT (Baggage Towing Tractor)
f. BCT (Baggage Carl)
g, CDL (Container Dollies)
5.24 Melakukan persiapan Unloading dengan urutan mulai dari kompartemen belakang dan kemudian beralih ke kompartemen depan.
5.25 Membuka pintu cargo untuk memastikan kondisi dari cargo, mail dan bagasi.
5.26 Melihat secara fitsik kondisi cargo/mail terhadap kemungkinan kerusakan kemasan/ pelindung.
5.27 Menyakinkan bahwa Dangerous Goods / Perishable item / Live Animal masih dalam kondisi yang aman.
5.28 Melepaskan posisi kunci dari lock pallet/container sebelum diturunkan (off loading)
5.29 Menggunakan CTL (jika diperlukan) untuk transfer muatan dari HLL ke cargo tack/dollies atau sebaliknya.
5.30 Memastikan bahwa pada saat proses transfer dollies berada pada posisi terkunci.
5.31 Melakukan Unloading sesuai dengan katagori/klasifikasi dan prioritas, misalnya bagasi kelas utama, barang tidak tahan lama/perishable, binatang hidup, atau karena pertimbangan keselamatan (safety),
5.32 Memberikan instruksi ke operator BTT yang membawa bagasi dan cargo untuk mengirim/membawa ke make-up area atau gudang cargo.
5.33 Menggunakan Delivery Order dokumen untuk serah terima bagasi/cargo.
5.34 Melaporkan jika ada penyimpangan atau kerusakan pada sistern pesawat yang terjadi selama proses Unloading.

1 komentar: